Puisi

Senin, 31 Maret 2014

Demokrasi Fatamorgana

Oleh: Quin Adila

Wahai para (calon) pemimpin bangsa
Di sini, di tempat terpencil
Ada sepucuk surat untukmu
Mewakili seluruh rakyatmu
Tersebar di seantero nusantara

Wahai para (calon) pemimpin bangsa
Tahukah engkau
Jikalau ada asa yang tak pernah raib
Tak kunjung surut
Ada secercah harapan yang tak kunjung sirna
Walau air kan memudarkannya
Walau debu kan menutupi seluruh angan

Tapi api…
Akan selalu membuatnya berkobar 
Walau sebenarnya..
Tetap saja asap kan membuatnya kelabu

Tahukah kau, apa api itu?
Semua janji-janjimu! 

Wahai para (calon) pemimpin bangsa!
Jangan pernah mengkhianati harapan mereka!
Atas kepercayaan yang t’lah mereka percayakan kepadamu
Itu hanya kan menjadi memoar buruk bagi mereka!
Ya! Mereka. Rakyat di negeri ini.
Negeri demokrasi.
Siluet demokrasi
Memang terlihat nyata
Tapi bisa saja hanya fatamorgana

Wahai para (calon) pemimpin bangsa!
Jangan engkau makan uang korupsi
Jangan engkau kolusi
Jangan engkau nepotisme
Tegakkan kebenaran!
Tegakkan keadilan!

Lembayung jingga kini t’lah berubah
Menjadi langit gelap
Penuh tanda tanya
Reformasi apa selanjutnya?

(Bandung, 31 Maret 2014)