Puisi

Rabu, 08 Oktober 2014

Hembusan Perih Angin Malam

Sumber: google.com

Malam ini bukanlah malam seperi biasanya
Badanku lemas lebam
Ku rebahkan badanku di sebuah sofa ulung yang tak putih lagi
Ku teguk secangkir teh manis hangat yang sengaja kusiapkan untuk ku nikmati
Pikiranku berjalan kesana kemari
Alisku tak kunjung melepas kerutannya
Mencari berbagai solusi pun untuk berbagai masalah yang ada
Ku pegang telepon genggam dengan kedua tanganku
Ku geser ke atas
Ku geser ke bawah
Aku memperhatikan berbagai untaian kata indah nan menarik
Ku telaah berulang kali ku tengok tulisan itu lagi
Aku terus mencoba menghayati semua rangkaian kata itu hingga menelusup ke rongga hati
Namun ternyata
Masih saja tak ku pahami makna sebenarnya

sumber: google.com

Tapi sesungguhnya, aku mampu menerka perkataan itu
Ya. Benar. Itu masalah bagiku
Derai gerimis air hujan menitik jatuh ke tanah coklat yang sudah mongering
Aku mendengarkan iramanya dengan begitu teliti
Ku lihat tak jauh letaknya
Melainkan ada pada diriku sendiri
Nafasku tiba-tiba saja terasa penat
Pikiranku nulai melayang-layang jauh dan sangat tinggi
Tapi aku terus menahan derai yang selalu hampir akan terhempas
Biarkan aku dan secangkir teh panas yang mungkin akan menemukan jawabnya
Tuhan,
Apakah yang sebenarnya terjadi?

Sebuah sofa panjang, di tengah dilema renungan cinta malam hari, 8 Oktober 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar