Puisi

Sabtu, 30 Mei 2015

Hitam Legam Tanda Tanya

Aku menelusuri jalan setapak ini bagai seorang diri
Tak ada kawan
Tak ada yang menemani
Mencari jawaban atas seluruh tanda tanya yang muncul
Perlahan, satu per satu
Kata ‘layak’ kini sedang membuatku menilik ke sana sini
Mungkinkah aku terlampau jauh dari kelayakanku untuk merasakan ini?

Ku tatap satu-satu
Pepohonan yang daunnya tertiup semilir angin
Eloknya paras petal mawar merah
Dan bahkan di sini aku tahu
Aku telah kalah
Dengan sepasang Columba livia
Yang berkawan satu sama lain
Melanglang buana mengelilingi stratosfer berwarna biru muda itu
Ingin sekali aku mendengar pendapat mereka
Menjadi jawab atas semua tanya yang ada dalam benak
Rasanya telah membuat Falx cerebri pada otakku berkelok lebih rumit
Kalau dicocokkan dengan genre film
Entah masuk genre yang mana tanda tanyaku ini
Action, adventure, animation, biography, comedy, crime, documentary, drama, family, fantasy, mystery, or romance
Rasanya buncah semua genre itu dalam pikiran ini, pilu

Segan rasanya kalau aku sadar
Bahwa aku akan segera bertemu dengan pagi yang baru
Mata ini kadang memilih terjaga dalam hitam legamnya langit
Bersama purnama kuning terang
Ingin rasanya menemukan semua jawab
Karena aku tidak ingin bertemu baskara
Masih dalam keadaan kemarin

Aku ingin menyambut mentari di ufuk timur
Dengan mata hati yang penuh harmoni dan sukacita

Bandung, 28 Mei 2015, 15:58:33
Sudut 90’ ruangan 3x4 meter dengan cahaya putih di atas meja kayu

Setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya kini ada waktu untuk sejenak singgah menulis lagi :)
Apa yang telah menghadirkannya kembali?

Kalau boleh dibilang, ini puisi pertama tahun ini, 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar