Aku menelusuri jalan setapak ini
bagai seorang diri
Tak ada kawan
Tak ada yang menemani
Mencari jawaban atas seluruh
tanda tanya yang muncul
Perlahan, satu per satu
Kata ‘layak’ kini sedang
membuatku menilik ke sana sini
Mungkinkah aku terlampau jauh
dari kelayakanku untuk merasakan ini?
Ku tatap satu-satu
Pepohonan yang daunnya tertiup
semilir angin
Eloknya paras petal mawar
merah
Dan bahkan di sini aku tahu
Aku telah kalah
Dengan sepasang Columba
livia
Yang berkawan satu sama lain
Melanglang buana mengelilingi
stratosfer berwarna biru muda itu
Ingin sekali aku mendengar
pendapat mereka
Menjadi jawab atas semua tanya
yang ada dalam benak
Rasanya telah membuat Falx
cerebri pada otakku berkelok lebih rumit
Kalau dicocokkan dengan genre film
Entah masuk genre yang mana tanda
tanyaku ini
Action, adventure, animation,
biography, comedy, crime, documentary, drama, family, fantasy, mystery, or
romance
Rasanya buncah semua genre itu
dalam pikiran ini, pilu
Segan rasanya kalau aku sadar
Bahwa aku akan segera bertemu
dengan pagi yang baru
Mata ini kadang memilih terjaga
dalam hitam legamnya langit
Bersama purnama kuning terang
Ingin rasanya menemukan semua
jawab
Karena aku tidak ingin bertemu
baskara
Masih dalam keadaan kemarin
Aku ingin menyambut mentari di
ufuk timur
Dengan mata hati yang penuh
harmoni dan sukacita
Bandung, 28 Mei 2015, 15:58:33
Sudut 90’ ruangan 3x4 meter
dengan cahaya putih di atas meja kayu
Setelah sekian lama tidak
menulis, akhirnya kini ada waktu untuk sejenak singgah menulis lagi :)
Apa yang telah menghadirkannya
kembali?
Kalau boleh dibilang, ini puisi
pertama tahun ini, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar